Ketika Hati Berniat, Langkah Menuju Baitullah Menjadi Lebih Bermakna

Edukasi,Haji,Umroh

“Sebaik-baik tabi’in adalah seorang laki-laki bernama Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temui ia dan mintalah ampunan kepada Allah untuk kalian,” (HR. Muslim)

Uwais Al Qarni adalah pemuda yang hidup pada masa Rasulullah SAW dan termasuk seorang tabi’in. Uwais tinggal bersama ibunya di Yaman. 

Ibu Uwais mengalami lumpuh, cacat, dan menderita penyakit kulit kusta menular yang membuat kulitnya berubah menjadi belang-belang.

Uwais juga mengidap penyakit kusta seperti ibunya, tetapi ia masih mampu menjalani aktivitasnya seperti biasa. Meskipun ibunya mengalami cacat dan lumpuh, Uwais tetap bersabar, setia, dan tak pernah lelah dalam merawat ibunya.

baca juga
Kapan Waktu Terbaik untuk Umrah? Ini Panduan Lengkapnya

Ibu Uwais memohon agar ia menunaikan ibadah haji. Mendengar permintaan ibunya tersebut, Uwais merenung. Dia merasa bingung karena perjalanan dari Yaman ke Mekah sangat jauh, terlebih lagi mereka bukanlah keluarga yang kaya. 

Mereka tidak memiliki kendaraan seperti unta untuk perjalanan. Lalu, bagaimana Uwais bisa membawa ibunya menunaikan ibadah haji?

Setelah memikirkannya, Uwais Al-Qarni menemukan solusi. Dengan tekad dan keyakinan, Uwais membeli seekor anak sapi. Anak sapi tersebut digunakan oleh Uwais untuk melatih kekuatan fisiknya.

Setiap pagi, Uwais berlatih menggendong anak sapi bolak-balik untuk memperkuat ototnya. Orang-orang di sekitarnya bahkan mengira Uwais gila. 

Perusahaan jasa perjalanan dengan paket umrah, haji, dan wisata halal di Indonesia.

Namun, ia tidak pernah menyerah. Setiap hari, ia tetap berlatih menggendong anak sapi untuk memastikan ototnya menjadi kuat.

Setelah delapan bulan melalui latihan fisik, musim haji pun tiba. Dengan semangat dan dedikasi yang besar kepada ibunya, Uwais memilih menggendong ibunya ke Mekah dengan berjalan kaki.

Meskipun perjalanan sulit dan berat, Uwais tidak pernah mengeluh atau menyerah. Fokusnya adalah taat kepada ibunya sebagai bukti cinta dan pengabdiannya. Setelah perjalanan panjang, Uwais dan ibunya sampai di Kota Mekah. 

Bersama-sama, mereka menunaikan ibadah haji. Ibu Uwais menangis karena terharu. Ketika berada di dekat Ka’bah, Uwais berdoa. Doa tulus Uwais dan cinta kasih ibunya membuat Uwais sembuh dari penyakit kusta. 

Langkah Menuju Baitullah

Apa yang membuat perjalanan memuju baitullah itu bermakna? Umat Islam.sedunia datang ke baitullah dengan niat beribadah. Yang membuatnya jadi begitu bermakna adalah usaha mewujudkan perjalanan itu.

Beribadah ke baitullah itu bukan hanya milik orang-orang berkantong tebal saja. Beribadah ke baitullah itu bahkan milik orang-orang bersahaja seperti Winda, seorang pedagang (?) Yang berangkat umroh bersama Ubepe pada akhir tahun 2024 lalu.

Sejak tahun 2016, Winda menyisihkan uang Rp 20.000 setiap hari untuk menabung dan mewujudkan impiannya beribadah umroh. Allah mewujudkan impiannya, ia menjadi salah satu jamaah umroh yang berangkat pada 16 November 2024. Alhamdulillah, rindu Winda kepada baitullah telah terbayar lunas.

Sebenarnya perkara berangkat ke baitullah itu tidak sekedar berniat saja, tapi perlu tekad yang kuat dan usaha yang tak kenal lelah seperti yang dilakukan Uwais al Qarni. Allah akan mendekatkan jarak ke baitullah sesenti demi sesenti kepada kita. Jadi tunggu apa lagi, mari kita usahakan niat baik itu dan perjalanan ke baitullah menjadi begitu penuh makna. (MA)

Tag Post :
baitullah,haji,ubepe,umrah
Share This :

Mari Wujudkan Ibadah ke Baitullah Bersama Ubepe Travel Gak Pake Ribet & Tinggal Berangkat!